Pendidikan merupakan Salah satu topik yang terus hangat untuk dibicarakan, mengingat adanya covid-19 yang berdampak pada proses belajar mengajar di Sekolah.

Alternatif yang diambil oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta meberikan solusi pola pendidikan, kurang lebih selama dua tahun pendidikan dilaksanakan secara daring.

Akhirnya Kurikulum Merdeka (Kurmer) menjadi terobosan pemerintah meyusun kurikulum darurat dalam mengejar ketertinggalan pembelajaran selama pandemi.

Implementasi kurikulum merdeka secara terbatas dimulai pada tahun 2021, diterapkan di 111 sekolah penggerak yang menyebar di Kabupaten/Kota.

Sementara pada tahun 2022 baru dimulai implementasi kurikulum merdeka untuk jalur mandiri. (Permendikbudristek, 2022: 5).

Apakah kurikulum merdeka menjadi penyempurna dari kurikulum sebelumnya?

Bisa iya, bisa juga tidak tergantung pada sudut pandang yang kita gunakan.

Sebelum kita mengetahui pembelajaran diferensisasi, terlebih dahulu kita memahami hakikat kurikulum merdeka beserta karekteristiknya. (Mulyasa,2021;15).

Agar supaya mempunyai paradigma yang sama mengartikan kurikulum merdeka.

Kurikulum merdeka belajar sebagaimana yang dijelaskan Kemendikbudristek adalah kurikulum dalam pembelajaran intrakurikuler yang mendalam.

Sehingga konten yang diajarkan lebih optimal dan mempunyai keleluasaan waktu peserta didik mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Kurikulum merdeka di implementasikan melalui tiga prinsip yaitu pembelajaran intrakurikuler (terdiferensiasi), pembelajaran kokurikuler (P5), dan pembelajaran ekstrakurikuler.

Karena tujuan dari implementasi kurikulum merdeka belajar bagian dari solusi penyederhanaan kurikulum untuk mengejar ketertinggalan pendidikan di masa pandemi (Learning Loss).

Kurikulum merdeka belajar mempunyai beberapa karakter belajar. Pertama, Fokus pada materi esensial sehingga belajar lebih mendalam.

Kedua, fleksibilitas capaian pembelajaran tiap fase dan jam pelajaran mendorong pembelajaran yang menyenangkan. (Ayi Suherman, 2023:2).

Ketiga, fleksibilitas pengembangan kurikulum lebih berkualitas daripada kurikulum sebelumnya, dan Keempat, mengedepankan tim work dalam implementasi kurikulum.

Tahapan beserta Keunggulan Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka belajar terdapat tiga tahapan pembelajaran. Salah satu dari tahapan tersebut asesmen diagnostik, hal ini dilakukan di awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan seluruh siswa, karakter, kebutuhan, dan mengenali potensi siswa.

Dari asesmen diagnostik tersebut menjadi pedoman guru dalam memilih metode pembelajaran yang relevan dengan kondisi, kebutuhan, serta minat peserta didik.

Kedua, melakukan pengelompokan peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuan. Dan ketiga, proses pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa, tentunya di dalamnya akan dilaksanakan asesmen formatif. Di samping itu, asesmen sumatif yang dilakukan di akhir pembelajaran juga akan dilaksanakan guru untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. 

Disamping tahapan yang berdeda dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum merdeka belajar juga mempunyai keunggulan yang menjadi keleluasaan seluruh pendidik. Lebih sederhana dan mendalam, lebih merdeka, dan lebih relevan serta lebih interaktif.  

Benarkah Pendekatan Pembelajaran Diferensiasi Lebih Baik dalam Kurmer?

Namun perlu diketahui seluruh pendidik dalam implementasi kurikulum merdeka belajar, dapat diterapkan dengan pendekatan pembelajaran diferensiasi.

Pembelajaran diferensiasi adalah teknik intruksional atau pembelajaran yang digunakan guru dari  berbagai metode pembelajaran dalam memenuhi kebutuhan individual peserta didik sesuai kebutuhan mereka.

Pembelajaran diferensiasi memberikan keleluasaan pada guru untuk memilih metode, model, teknik, bahkan pola belajar sesuai kondisi sekolah. (Hasanuddin Dkk, 2022:177).

Pada pembelajaran diferensiasi peserta didik akan lebih tertantang untuk mengikuti pembelajaran, sesuai dengan minat mereka.

Perlu dipahami keragaman kemampuan peserta didik berbeda-beda, peserta didik dengan kemampuan di atas rata-rata, ada juga siswa jauh dari prediksi guru. Perbedaan kemampuan siswa menjadi tantangan pendidik dalam memilih metode yang sesuai dengan kondisi mereka.

Berbeda jauh dengan kurikulum 2013 yang berisi muatan peminatan, sehingga terdapat peminatan yang terkesan dipaksakan pada peserta didik.

Sementara pada kurikulum merdeka belajar mereka diberikan kebebasan untuk belajar sesuai kebutuhan dan minat mereka.

Terdapat empat pola pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran diferensiasi.

Empat pola tersebut yang membedakan antara melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi dengan yang tidak.

Perbedaan tersebut yaitu konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Di samping itu, juga terdapat manfaat menggunakan pembelajaran diferensiasi, pertumbuhan yang sama bagi setiap siswa, pembelajaran menyenangkan, dan pembelajaran yang dipersonalisasi.

Oleh: Ikwan Efendi, S.Pd.I, M.Pd

Praktisi pendidikan dan Waka Kesiswaan Ma Plus Jalaluddin Ar-Rumi Jatisari Jenggawah Jember

 

IKWAN EFENDI

Golkar Jatim Optimis Probowo Gibran Menang di Madura, Bisa Raup Suara 60 Persen

Artikel Sebelumnya

LPS Kucurkan Rp280 Miliar Bagi 25 Ribu Nasabah Bank di Indramayu yang Bangkrut

Artikel Selanjutnya

You may also like

More in Opini